Thursday, May 19, 2011

Topeng

Aku memerlukanmu,
Untuk menemukan suara hatiku
Yang tenggelam
Dalam kegelapan

Mungkin kau tak mengerti,
Dan mungkin takkan

Ada hantu yang mengunyah
Nurani yang berbicara
Dan darah yang menetes
Membanjir, dan mengalir
Semakin menenggelamkan

Aku terperosok
Dan hanya tertawa
Kulihat cermin di kamar
Dan wajah itu telah berubah
Menjadi topeng menyeramkan.


Different Story, and
The Same Fallen.

Friday, April 01, 2011

Exploded

My world is numb
Can't feel a thing
What remains only pains
In below, where the truth burried

Can't fake a smile
I'm exploded
So exhausted
Most suffocated

Sings the saddest song
Of me only listening
To the very end
Where I couldn't bend
And noone can't blame

And noone can't blame

2 April 2011

Sunday, January 16, 2011

Kehidupan Kita

Cinta
Maafku jika ku melalaikanmu
Aku berlari di antara bara mimpi
Dan kerikil-kerikil tajam
Waktuku tak lagi tersisa banyak
Tiap jatuhan pasir adalah pengurang kesempatan
Aku mesti tegas
Karena waktuku terus bergegas
Dan inilah yang ingin kuberikan
Padamu, dan pada seluruh yang kutahu

Aku mungkin mati di antara karang-karang
Sebab hatiku terhanyut oleh impian
Tapi kau tahu,
Kapalku takkan pernah bahagia
Jika menjadi biasa
Aku menginginkan jalan yang sukar
Penuh belukar
Karena aku ingin menjadi besar
Untukku, untukmu, dan untuk-Nya.

Kau takkan memilikiku
Jika kedamaianku tak bisa kutemui
Karena itu lah aku
Dan tentang diriku, satu yang takkan berubah
Yang mengeras bagai batu
Dan terus berhembus menembus badai

Selamanya aku jujur kepadamu
Bahwa cintaku takkan berubah kepadamu
Sebagaimana mimpiku takkan pula berpaling
Dampingi aku saat lemahku
Dan bersama, kita mencari arti bahagia

Dan cinta, di ujung samudera sana
Di pulau indah berpasir putir
Laguna nan elok terhampar
Di rumah kayu persis di tepi biru
Mungkin di sana mimpi kita berdamai
Dan kutemui kau di sana
Pada akhir perjalanan panjang
Dan kita akan bahagia
Aku berjanji.


Bandung, 16 Januari 2011

Sunday, December 05, 2010

.Titik.

Jika Engkau memanggilku hari ini
Aku kan songsong berlari
Takkan ada sedu sedan
Yang tertinggalkan
Mungkin tersisa penyesalan
Tentang setitik harapan

Apa yang kucari
Tak kudapati
Maka ambillah aku
Sebab aku tak terikat batu

Aku ikhlas di sini
Untuk pergi
Ke lain Hari

Hanya bisikku Tuhan,
Berikan ia kebahagiaan
Sebagai pengganti kepahitan
Yang tlah kutaruhkan


--end

Thursday, November 25, 2010

Tentang Lelaki

Perempuan. betapa dunia kita diciptakan berbeda. Kami lahir dan tumbuh dengan kekuatan. Kami diharapkan untuk tidak memberi ruang pada kelemahan. Dan kau tercipta dari mata air keindahan, yang menumbuhkan putik-putik ayu di sela bebatuan. Di selewat malam bertabur kegelapan, cahyamu malah nampak berkemilauan.

Kami mungkin tidak tercipta dengan sikap mendayu-dayu, bagai aktor-aktor bayaran di kisah romantis. Karena kami ditempa oleh batu cadas realitas, yang mengharuskan kami berpanas-panas di bawah mentari trengginas. Untuk menyajikan masa depan bagimu, perempuan. Untuk menjadi seseorang yang layak dibanggakan sebagai kekasihmu. Untuk bekal anak kita kelak. Kami kadang luput untuk memperhatikan hal-hal kecil yang kalian butuhkan, karena di pundak kami ada beban kehidupan yang besar. Tanggung jawab yang kami ambil alih dari orang tuamu, untuk membahagiakan dirimu.

Ya, memang, kami tidak bisa diharapkan sebagai sosok yang sempurna. Ini bukanlah sanggahan atau alasan untuk menerima kelemahan. Namun, begitulah adanya. Kami tidak bisa selalu sabar untuk menghadapi kemarahanmu, wahai perempuan, saat tubuh kami terlalu lelah. Raga kami membajak tuannya, karena ia pun menuntut hak yang harus kami tunaikan. Betapa sering kami mengabaikan permintaan tubuh kami sendiri, sebagai bayaran untuk nafkah yang kami dapatkan. Dan sungguh, hanya secangkir kehangatan darimu yang kami dambakan untuk mengobatinya. Betapa kehidupan terasa indah, jika saat lelah engkau mendekap dengan penuh pengertian.

Romantisme kami tidak ada dalam kata-kata, tidak dengan dialog yang meluluhkan hati. Kami berusaha mewujudkan itu dalam tindakan. Kami tidak selalu bilang “I Love You” untuk memberitahumu betapa kami menyayangimu. Tapi percayalah, kami akan ada selalu saat engkau sakit. Kamilah yang membopongmu erat-erat untuk mengusir hawa dingin. Kamilah yang akan tekun menjagamu dari waktu ke waktu. Dan perempuan, saat kau mencoba menggapai mimpimu, kamilah yang setia untuk menjadikan pijakan bagimu agar kau bisa menyaksikan keindahan dunia di balik tembok tinggi itu. Saat kau terjatuh dan mengaduh, kamilah yang menggenggam tanganmu erat dan berkata “Semua akan baik-baik saja”.

Dan kepadamulah perempuan, kami membuka pintu hati kami. Untuk memperlihatkan air mata yang selama ini kami sembunyikan. Untuk mengungkapkan rahasia-rahasia yang kami kunci erat. Dan bahkan, untuk memperlihatkan seutuh-utuhnya kelemahan kami. Karena kami percaya kepadamu perempuan, sebagai separuh jiwa yang terwujud berbeda. Dan yang kami harapkan adalah penerimaanmu atas sebenar-sebenarnya siapa diri kami. Untuk menjadi belahan jiwamu yang mungkin terasa begitu asing.

Perempuan, aku berharap kita dapat menjadi satu sampai batas usia kita. Dan meski perahu kita oleng oleh riak gelombang yang datang mengancam, aku tak berputus harap bahwa suatu saat kita dapat menjadi sepenuh nafas yang berhembus seluruh. Semoga. Amin.


Bandung, 26 November 2010

Sunday, November 07, 2010

Dan Mesti Kususuri

Kali ini, aku tak ingin berperan
Sebagai korban
Tak ada sedu sedan
Tak perlu ada permaafan
Apa yang sudah kuputuskan
Adalah apa yang kulaksanakan

Pernah perihku kutitipkan
Lagi lelahku kusampirkan
Tapi beban tak hilang
Dan kebahagiaan belum jua datang

Dan sekali ini,
Aku tak mau menjadi duri
Takdirku menjadi rajawali
Atau di comberan aku mati!

Aku mencari kedamaian
Yang tak kudapatkan
Hari ini, di ruang hati
Dan meski aku menyusuri
Dan mesti aku menyusuri..

Bandung, 7 November 2010 jam 20:28

Sunday, October 24, 2010

Proklamasi Jiwa

Hari ini hari milikku,
Juga esok masih terbentang
...
(Mentari - Lagu perjuangan almamater)


Kukatakan pada dunia
Bahwa aku akan berjuang
Kumulai tegas dari diriku
Dan kusampaikan keras pada yang lain

Zaman ini milik kita, hai generasi muda
Tantangan ada di depan kita
Dan apakah kita hanya mengeluh
Melihat kebobrokan di antara kita
Atau kita tentukan langkah ke depan
Dengan berani tanpa keraguan
Sebab kita semua punya hak memilih
Dan hari ini kita proklamirkan ikrar

Senjata tak melulu mesiu
Semangat patriot tak mesti anarki
Dengan pena dalam kepandaian
Dengan kekuatan dalam keteguhan
Kita tegakkan nasib bangsa kita
Kita angkat pondasi negeri

Dengan sepenuh-penuh usaha
Dengan sepeluh-peluh tak bersuara
Kita ikat hati-hati kita
Untuk kesejahteraan Bunda pertiwi
Yang kita pinjam dari penerus negeri

Mari maju bersama!

Bandung, 25 Oktober 2010
'memajukan bangsa lewat perekonomian, sosial, dan pendidikan. Itu jadi tekad tak terbantahkan. Arti dari hidupku yang ingin kucapai. Semoga Tuhan meridhoi jalanku. Amin'