Wednesday, September 05, 2007

A Dream's Journey

Di pelukan hangat yang tak pernah kudapat
Di sentuhan lembut yang pergi terenggut
Kisahku dimulai bercumbu sendu
Mencari arti hidup bersandar secuil redup

Di relung ragu aku menatap cemburu
Pada tegar rembulan bersinar terang
Walau mentari pergi sembunyikan diri
Rembulan datang menantang malam

Tergerak sesak, aku berlari di antara retak
Lalu jauh menyepi mensucikan hati
Menuntaskan ilmu, merundukkan kalbu
Bersua mimpi yang tiada bertepi

Dan mimpi itu bersemi
Mengisi hari di tajamnya duri
Secercah harap membuyarkan senyap
Membisikkan arti di jiwa yang mati

Kulalui lorong sempit. Walau sakit!
Untuk impian yang hadir berselang
Di tengah kota, kusapa makna
Di antara lara, di serambi noda

Menaiki tangga, aku mencapai nirwana
Sendiri. Aku pergi.
Mendaki. Jalan janji.
Di gerbang surga, kuketuk rasa

Tapi...
Sepi
Meski...
Tinggi

Lama kutermenung di menara agung
Jiwaku lapar, lalu aku turun ke selasar
Kembali, ke tanah bumi
Berlaku sujud, untuk mewujud

Namun aku tersandung di ujung palung
Di pekat paling pekat
Di hasrat tak tersurat
Oleh takdir yang terus ikut hadir
Gelap itu kembali menghalangi waktu
Dan pegangan tangan tak lagi erat tergenggam
Kabut kemelut menyisakan sejumput takut
Tentang simpangan jalan mensesatkan

Walau remang aku masih terus berjuang
Kepada impian yang menyesapkan tujuan
Malam dan pagi, hanya mimpi itu yang menemani
Memendarkan cahaya samar, di atas kanvas pudar

--
Memoar of A Journey
Wondering how it ends
Bandung, 21 Agustus 2007 jam 07:58

2 comments:

Sehelai Daun said...

Sepi
meski
tinggi...

(ga tahu berasa unik rangkaian kata di atas... ai laik dat ^_^) jadi tergelitik untuk menggunting beberapa penggalan kata dari puisi diatas dan menempel untuk dirangkai dengan kata/kalimat lain yang masih saudaranya (baca: susunan kata yg mirip)...
iseng aja sih sebenernya... :)

di pucuk tertinggi sepi,"sependar cahaya samar", cukup silaukan seutas jiwa di larutnya...
tak mengapa sepi...
karena di pucuk tertinggi sepi...
kan terurai berribu rindu jiwa akan makna...

Pecinta Syair said...

semoga sepi ini mengentalkan arti
di jiwa yang mulai berasa mati