Thursday, February 16, 2006

Untitled (2)

Jemariku ingin menggamitmu
Tapi, siapalah aku
Di antara desakan orang yang memuja
Aku bagaikan pasir dalam hembusan angin
Berterbangan menuju tak tentu
Lalui segenap rindu tak bertemu
Lewat gurat pena, aku bercerita
Lewat puisi tua, aku bertutur kata
Segala resah, tersimpan di dada

Aku bahkan tidak cukup berani
Tuk sampaikan nada kata dalam jiwa
Karena engkau bintang, dan aku hanyalah pengembara
Sedang engkau bersinar terang, lalu aku bermuram durja
Karena engkau bunga, dan aku hanyalah belukar
Sedang engkau elok rupa, lalu aku tumbuh liar
Segala jarak mengandung beda
Hingga pengharapan dan kenyataan,
Begitu sulit teruntai dalam simfoni bahagia

Jika memang takdir tiada bersambung
Biarkan bayangmu menari dalam imajinasiku
Kan kupahat kau dalam relungku
Dan kusimpan dalam sudutku
Hingga malam tak lagi terlalu kelam
Sebab, bintang menjadi penerang jalan
Hingga padang tak perlu lagi gersang
Sebab, bunga tumbuh di sela bebatuan

Mungkin, kau tak perlu dengar desah ini
Sebab siapalah aku, si pengelana mimpi, bagimu

Jakarta, 16 februari 2006

--2nd Fall, but no answer at all--
(You probably don't know it, even if you read it)

3 comments:

Farida said...

papah... dikau sdh menemukan calon mamah buatku? siapakah dia pah? maju terus dunk, tetep semangadddd!!! sukses yah ;)

Pecinta Syair said...

Kayaknya belum anakku, takdir belum menyibakkan tabirnya :-)

Anonymous said...

makanya jangan cuman jadi secret admirer doank dunks!