Thursday, August 25, 2005

Angin

Sebab angin tak terpancang
Tak bertuan, tak berbudak
Berhembus lewat sekenanya
Bisakah kau genggam Sang Bayu,
Bukankah itu kesia-siaan?
Hanya tahulah kau dia ada

Sebab angin selalu bebas
Berbatas tak berbatas
Melaju menderu tak tuju
Tapi selalu ingat titik temu
Ke mana harus mengawali,
Ke mana harus mengakhiri
Susuri manapun sama saja
Lembah terjal,
Lautan berombak,
Hutan perawan,
Sungai berkelok,
Bisa jadi jalannya

Sebab akulah pewaris angin
Lalu aku takkan menyesal

Bandung, 26 Maret 2004

3 comments:

Farida said...

Angin hanya bisa berhembus
menurut alur yang tercipta
mengikuti arahan
sang sutradara

Pecinta Syair said...

Walau angin begitu perkasa
Mengarungi lautan samudra
Tapi ia tak nampak mengada
Tangan-tangannya menggenggam obor
Melewati sang waktu
Hingga kembang, embun, serta burung
Bersuka ria dengannya
Tapi ia tetap tak nampak mengada

Sebab angin selalu sahaja
Akan dharma Sang Sutradara
Begitu murni,
Dan agung.

Anonymous said...

ini mazanom kah??
ayah???
-aku bingung-