Wednesday, October 05, 2005

Awal Perjalanan : Kontemplasi Nol

Sebuah ekspedisi berliku
Tak berkenal lelah
Dengan keterasingan adalah kawan,
Sekaligus lawan

Hati yang bergumpal mendesah
Inikah sebuah keniscayaan buat manusia?
Bagi yang insyaf akan Yang Akhir,
Pemutus yang bermula
Jualah bagi para perindu
Yang mendamba kasih tak berbatas

Menjompak dalam dada gemunung rasa resah
Mendorong, menarik, pula menyeret
Menghendakiku mengikut turut dalam jalan
Ya, jalannya musafir penggelisah

O, adakah kutemukan Kebenaran di ujung sana
Berbekal akal tak sempurna,
Dan hati bercacat
Akankah kulewati ketersesatan

Dalam suatu waktu,
Apatah kunaik dalam tangga kemuliaan
Ataukah menggelepar sebagai manusia nista

Kegelisahan ini,
Pada siapalah kuperuntukkan,
Kalau bukan pada-Mu, Sang Kekasih Abadi

Bandung, 17 Maret 2003

4 comments:

Anonymous said...

"seutas benang dari sang laba2 biasanya akan membentuk jalinan jaring yang indah...adalah satu puisi...
dan semakin indah ketika bulir-bulir embun pagi menumpang sejenak di tiap sudut simpulnya..."

Salut untuk rangkaian kata2 dalam puisi-puisinya...!

Pecinta Syair said...

kata-kata yang berkelindan
Terangkai menjadi sajak
Sajak pengobat gundah gulana
Bukanlah kata yang mewah
Yang terangkai dengan sempurna
Hnaya sbait sederhana
Kan rindu, mimpi, serta hasrat

Dalam muram, aku bertanya
Dan akupun mencari pertanda

Selalu kata-kata sendu jadi salamku
Di antara serakan pasir kehidupan

Anonymous said...

weks..
pada komen puisi..
<< ga bisa berpuisi hiks

keep your good work!!

Pecinta Syair said...

@adit

ke ke ke, itu bisa koq :-P, jangan underestimate gitu lah. Semua orang punya bakat dan kemampuan koq

@imut (he he he, kayaknya aku tahu siapa nih orang :-P)

kasian deh...masa' gak bisa sama sekali. Ndak percaya! xixixixi :D