Monday, October 02, 2006

Tak Lagi Bicara

Aku punya banyak kata
Tapi tak bisa bicara;

Aku punya banyak nada
Tapi lagu bahkan tak tercipta;

Aku menghias jalan oleh kembang
Tapi jua tak jadi taman;

Aku menyiram benih; dan gembala
Tapi meranggas kerontang akhirnya.

Kemanakah syair mesti ditujukan,
Dan dawai gitar didendangkan
Temaram senja --benarkah warnamu merah,
Dimana kapalku akhirnya singgah

Oh!


Jakarta, 2 Oktober 2006

6 comments:

Anonymous said...

Puisi terindah yang pernah aku baca..

Pecinta Syair said...

terima kasih atas pujiannya...

Tapi, keindahan itu tidaklah datang dari puisi itu sendiri, melainkan dari hati yang membacanya dengan penuh kasih

Anonymous said...

giLa...

puisi cuMa beberapa baris aja,
bisa sedalem itu maknanya...

daN yang bikin aku lebiH tertarik lagi...

kaMu g pernaH tinggi hati..

mungkin itu yang bikin
semua kata2 dalam puisimu

menjadi bermakna...

Anonymous said...

wah.....
barisan kata yg bgtu bermakna
terindah yg pernah ku temui
indah dan sangat bermakna
teruslah berkarya.....

tharom.N.s said...

ketika aku membaca puisinya...!!
aku sadar kalo diriku harus introfeksi diri...!!
supaya aku besa menjalankan ibadah shalat lebih baik. :D

tharom.N.s said...

terimakasih sob...!!
atas puisi nya.. :D