Sunday, February 01, 2009

Bayang-bayang(2)

Bayang-bayang pun ingin berjuang
Untuk sebuah pengakuan
Tak hanya melesap hilang
Di tanah kesepian

Biar kuusir curiga
Dengan doa yang terdiam malu
Biar kubersihkan noda-noda jiwa
Hingga wadahku bisa menggendongmu

Aku hanyalah aku, yang terasing liar
Yang mungkin tak layak memuja rembulan
Namun keterbatasan selamanya bukanlah halangan --
Melainkan anugerah; sebab kita berkodrat pembelajar!



Bandung, 2 Februari 2009 jam 9:27

*Perenungan, penyendirian, penempaan*

2 comments:

Dwi Tulus Panewun said...

cahaya datang menyinari bumi
menghapus gelap di setiap sepi
kau ada sebagai teman berbagi
dalam setiap sudut syair
kau sebagai curahan hati
di setiap sastra yang telah menjadi

hadirmu
bukan untuk mendunia
namun menerima ungkap yang ada
membawa bahasa
dalam sebuah bingkisan nostalgia

Pecinta Syair said...

Untuk Rembulan:

Jika kau rembulan
Aku ingin menjadi bumimu
Hingga cahyamu sempurna
Dan orbitalmu selalu pasti

Dan bersama,
Kita mengelilingi matahari
Sang pembawa cahaya nan sejati

Hadir kita hanya sebentar
Di lekuk fana penuh misteri
Namun, biarkan kisah ini abadi
Di hati, dan di surga nanti.