Seberapapun keras aku berjuang
Aku hanyalah bayang-bayang
Biarkan ku tenggelam
Di muram malam
Di bulan mati
Paling sunyi
Bandung, 12 September 2008 jam 16:04
Aku tidak menyuruh tamu datang ke rumahku ini sebab bukan ketenaran yang kucari. Namun, jika seorang pengelana datang tak sengaja ke taman puisiku, kusuguhi mereka madu merdu memabukkan kalbu. Bersama, kita kan mencari makna di persimpangan kehidupan nan fana. Sebelum akhirnya perahu kita bersauh juga di batas usia. Jika Engkau berkenan dengan suguhan kata di atas nampan, wahai pengembara yang kebetulan singgah; kumohon tinggalkanlah jejak kata agar kita dapat terus saling berbagi.
2 comments:
di sunyi bulan mati
biarkan cahaya hati mengetuk
karena langkah itu
belum lagi usai
dan
rembulan
enggan
menampakkan
di balik awan
mungkin bertabur bintang
tapi di sini
tersekat sepi
Post a Comment