Tuesday, May 20, 2008

Renungan

[Tanya :]

Jika manusia memang tidak sempurna
Pincang oleh kecacatan yang halus tersamar
Dan kau kecewa menyaksikan kebenaran
Bisakah kau percayai cinta?

Jika kegagalan mengalahkan kemungkinan
Awan menghadang bergelung di pagi yang mestinya riang
Dan kau tenggelam di bayang-bayang suram
Bisakah kau percayai cinta?

Jika hasrat tak terpuaskan selalu
Cita-cita tidak mampu mengangkatmu ke langit
Dan kau terperangkap dalam rantai tak terputuskan
Bisakah kau percayai cinta?

Jika masa muda terenggut usia
Menyisakan kerutan di ujung mata
Tanpa permisi merampas keindahan rupa
Bisakah kau percayai cinta?

Jika kelelahan menyingkirkan akal sehat
Membuatmu membangun tembok tinggi
Dan kau terasing di kamar kosong
Bisakah kau percayai cinta?

Jika kata-kata manis menjadi masam oleh kehidupan
Luntur dibasuh badai yang datang kemudian
Romantika menjadi hampa atas nama rutinitas
Bisakah kau percayai cinta?

Jika ketakutan mengurung dirimu di sudutan
Oleh jarum tajam kesakitan yang menusuk benakmu
Langkahmu tertahan tertatih di lorong ilusi
Bisakah kau percayai cinta?

Jika suatu hari yang terburuk datang
Skenario ujian Tuhan disuguhkan di ruang realita
Dan Dia bertanya tentang kesungguhan
Bisakah kau percayai cinta?


[Jawab :]

Mungkinkah kau pergi berpaling,
Jika perahumu tertambat erat

Mungkinkah kau menyerah tanpa perjuangan
Jika mimpi hanyalah yang kau miliki

Mungkinkah kau buang harapan,
Jika kau hidup bersamanya

Mungkinkah kau peduli pada apa yang tampak,
Jika kau mampu melihat jauh ke dalam

Mungkinkah kau kunci jiwamu,
Jika kau titipkan kepingan hatimu

Mungkinkah kau cabut kata-katamu,
Jika janjimu telah diberikan

Mungkinkah ada keraguan
Jika jalanmu diterangi keikhlasan

Mungkinkah kau menolak menerima,
Jika kau sudah memilih.


--
Choices that we make
Consequences we all take

Bandung, 20 Mei 2008

2 comments:

Sehelai Daun said...

atau...
mungkin semua itu
adalah karena
terlalu percaya pada..
: cinta...

sedangkan cinta-(yg tergenggam) hanya-(anggaplah )
satu biji pada masa dormansinya
harus melewati 'ruang uji'
tuk bisa menjadi benih...
tak pernah kita tahu biji yang tergenggam apakah benih yang sekedar dorman...ataukah biji lapuk sekedar terbungkus selapis janji...
so ...

Pecinta Syair said...

Dan katakanlah bahwa embrio [cinta] lahir untuk memberikan jawaban

Bahwa :
Apakah dia terlahir untuk menjadi tunas yang akarnya kuat tak terjamah
Memayungi rumput yang tumbuh di selasarnya

Atau hanya biji yang terlahir membusuk
Diterpa hujan yang datang di sela gerimis

Namun, jika kita tetap percaya
Dia akan kokoh dan berdaya
Dan jika kita berhenti peduli
Janin ini sebentar lagi mati